Jumat, 03 Februari 2012

Sejarah Singkat

Sebelum Kecamatan Manggelewa pisah dari Kecamatan Kempo, Puskesmas Soriutu telah didirikan di wilayah Soriutu, tepatnya dalam bulan Juni 1992. Praktis dalam wilayah kerja Kecamatan Kempo terdapat 2 Puskesmas yaitu Puskesmas Kempo dan Puskesmas Soriutu hal ini dilaksanakan sebagai persiapan dibentuknta Kecamatan Manggelewa.
Proses peresmian berdirinya Puskesmas Soriutu adalah diawali dengan diresmikannya oleh Bupati Dati II Dompu Bapak Umar Yusuf dengan pimpinan puskesmas sementara dijabat oleh Bapak Abdullah AB. Beberapa bulan kemudian ditugaskan seorang dokter umum sebagai pimpinan baru Puskesmas Soriutu yaitu dr. Lukas Sapto Wiyasto sekaligus sebagai dokter pertama yang bertugas di Puskesmas Soriutu.
Pada awalnya Puskesmas Soriutu hanya memiliki 1 unit kantor sekaligus sebagai tempat pelayanan (Balai Pengobatan) dan 3 (tiga) unit perumahan, jumlah pegawai yang ditugaskan di Puskesmas adalah sebanyak 6 (enam) orang di puskesmas induk yaitu : (1) Abdullah AB, (2) Suryamin, (3) A. Gani Abubakar, (4) M. Saleh HAG, (5) Usman AK, (6) Iris Juwita Kristianti, A.Md.Keb, (7) Sudirman
Selain itu Puskesmas Soriutu juga memilki jaringan di desa yaitu Puskesmas Pembantu (PUSTU) sebanyak 7 (tujuh) pustu yang tersebar di 6 (enam) desa, yaitu :
1.Pustu Kwangko (Kaharudin Ismail)
2.Pustu Napa (Abubakar Mansyur)
3.Pustu Banggo (A. Gani Bakar)
4.Pustu Cakra Baru (..
5.Pustu Nusa Jaya (..
6.Pustu Suka Damai (..


7.Pustu Tanju (..
Jumlah desa saat itu hanya 6 (enam) desa yaitu :
1.Desa Kwangko
2.Desa Banggo
3.Desa Soriutu
4.Desa Lanci Jaya
5.Desa Suka Damai
6.Desa Nusa Jaya
Sebagai Puskesmas yang baru dibangun, perkembangan belum terlihat. Namun keberadaannya sangat dirasakan manfaatnya bagi sebagian masyarakat di wilayah Soriutu (raya), memberikan kemudahan untuk menjangkau pelayanan kesehatan dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang dihadapi.
Hingga sampai terbentuknya Kecamatan Manggeelwa sebagai salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Dompu, hal ini ditandai dengan dimekarkannya beberapa desa (Desa Nanga Tumpu dan Desa Doromelo serta Desa Tanju, Kampasi Meci dan Desa Teka Sire). Sejalan dengan perkembangan daerah administrasi Kecamatan manggelewa tersebut, perubahan-perubahan telah mulai terlihat, dengan dibangunnya beberapa unit bangunan sebagai tempat pelayanan di puskesmas induk yaitu 2 unit ruang perawatan tahun 1998 dan tahu 2003, 1 unit ruang gawat darurat tahun 2007, dan terakhir tahun 2009 dibangun 1 unit kamar bersalim serta beberapa desa juga dibangun polindes dan pustu.
Sampai sekarang ini, dengan melihat perkembangan penduduk dan meningkatnya pelayanan di Puskesmas Soriutu, maka Puskesmas semakin mantap dengan Pelayanan Perawatan dan Unit Gawat Darurat, serta Poned.
Daftra nama-nama Pimpinan Puskesmas Soriutu :
1.dr. Lukas Sapto Wiyasto (1992 – 1995)
2.dr. Dias Indarko (1995 – 1996)
3.dr. Sukmawati (1996)
4.dr. Budi Santoso (1996 – 1999)
5.dr. Hermawan (1999 – 2001)
6.dr. Eka Sutyawan (2001 – 2003)
7.dr. Syafrudin (2003)
8.dr. Yuli Astuti (2004)
9.dr. Tuti safitri (2004 – 2006)
10.dr. I. Kadek Mondes Aryana (2006 – 2010)
11.dr. Tjahyadi (2010 – sekarang)....(wawancara dengan Pak Suryamin "Babe")
…silahkan generasi selanjutnya meneruskan tulisan ini, agar sejarah Puskesmas Soriutu dapat dicatat sebagai bahan bacaan anak cucu.

Rabu, 01 Februari 2012

Seberapa penting Rakor Tingkat Kecamatan ?

Medio Januari 2012, Puskesmas Soriutu melaksanakan Rapat Koordinasi tingkat Kecamatan Manggelewa, hal ini untuk mendeskripsikan hasil pencapaian program dan hambatan-2 yang ditemuai selama pelaksanaan kegiatan serta bermusayawarah untuk mencapai kesepakatan bersama sebagai bentuk kerja sama lintas sektor agar setiap pelaksanaan kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat terintegrasi dengan baik dengan segenap elemen yang ada baik pemerintah setempat, Puskesmas maupun masyarakat pemerhati kesehatan.
Suasana rapat koordinasi di kantor camat Manggelewa (Januari 2012)


Kegiatan ini begitu penting dan manfaatnya akan dirasakan apabila segala sesuatu yang disepakati bersama dapat dijalankan secara berkesinambungan, karena sejatinya bahwa Rapat Koordinasi (Lintas Sektor) adalah dilaksanakan semata-mata untuk membangun persepsi yang sama antara Puskesmas Soriutu dengan Pemerintah Kecamatan Manggelewa beserta jaringannya, selain di dalam pelaksanaannya sendiri melibatkan komunikasi, pengarahan dari stakeholder, bertukar pendapat, ada aspirasi (Down-Top). Sehingga dipandang perlu dilaksanakan mengintat di dalam proses pencapaian hasil yang maksimal bidang kesehatan melibatkan berbagai unsur dengan beragam masalah yang menyertai.

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari Rapat Koordinasi oleh Puskesmas Soriutu :
1.         Advokasi : Puskesmas yang mempunyai fungsi sebagai pusat pelayanan kesehatan, perlu melakukan pendekatan mendalam dengan berbagai unsur yang dipandang mempunyai peran dalam bidang kesehatan, dalam hal ini instansi pemerintah,  termasuk unsur-unsur yang ada di dalamnya, pihak-pihak swasta, lembaga pemberdayaa, lembaga swadaya, organisasi masyarakat, serta masyarakat itu sendiri,
2.         Prioritas Masalah : Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh program kesehatan harus dimulai dengan perencanaan yang baik, untuk hal ini perlu adanya gambaran umum tentang keadaan masyarakat, iklim politik, kebutuhan masyarakat, masalah yang dihadapi, tingkat keinginan yang akan dijadikan prioritas, sehingga nantinya tidak terlalu banyak menemui kendala.
3.         Informasi : Sebagai unit pelasksana tugas, tentunya kegiatan yang dilaksanakan adalah bersifat “continue” olehnya demikian, perlu adanya informasi yang terjadi dari komunikasi 2 arah sehingga perkembangan-perkembangan dapat diketahui dengan pasti dari berbagai sektor.
4.         Implementasi : dalam pelaksanaannya, program kesehatan Puskesmas Soriutu dapat dilaksanakan dengan baik, karena semua kegiatan yang tercantum dalam perencanaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
5.         Evaluasi : sebuah pencapaian dari hasil kegiatan tidak selamanya mencapai target, ada beberapa kegiatan yang hasilnya belum memuaskan, hal ini bias disebabkan oleh banyak factor, antara lain faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dapat diselesaikan oleh puskesmas sendiri melalui Lokakarya Mini (Lintas Program), sedangkan Faktor Eksternal tidak dapat diselesaikan oleh puskesmas sendiri melainkan harus duduk bersama antara Puskesmas dengan sektor yang lain, yaitu melalui rapat koordinasi dengan lintas sektor.

Sehingga nantinya terlihat dengan jelas bahwa pelaksanaan pembangunan secara keseluruhan akan bermuara pada peningkatan derajat kesehatan, sebagaimana yang diharapkan bahwa Konsep pembangunan nasional haruslah berwawasan Kesehatan. semoga !